I’m a ‘victim’ of sexortion threat.

I got a threats from someone that threatening to expose my nudes photos or gifs online.

It is an unwritten rule that the trust must not be broken in some particular circumstances but this person violated my trust just because his own fault.

I have reported the Cyber Crime unit in Canada following the case and hoping to hear from them soon, not forgetting the site that I used, I also filed a help and support about this harassments.

I hope, if you and all the person who do this read this that attempting to do so, leaking the nudes without consent (in simple words: broking the trusts, as I asked you before to NOT abuse my photos but you did it anyway) considered a serious crime. It is not only you who knows my social medias. You have stalked me through my social medias and I know you got the information from my website (again, another threats), I know your social medias and real name as well. Your threat email also already filed to the Cyber Crime Unit in your country, as well in mine.

Stop being childish and immature. I have blocked you means I have no interest anymore in you. And you need an explanation? There you go. You overwhelmed me. You nagged me when I was so exhausted from work, only to satisfy your needs.

You can ask me the reason why I blocked you NICELY without exaggerating it by calling out my real name and threatening to leak my photos. It is just stupid childish thing I have ever heard. I have never experienced this with other people. Stop seeking my attention. Done means done. We agreed on something but we are not anymore in some points.

God knows what you are doing but I will not stop seeking justice if you still do so.

Stop harassing me. Stop threatening me. It is not worth it. Just stop.

Some banned words by my mom.

Setelah ditelaah bertahun-tahun, akhirnya paham bahwa keluarga gue ini menganut sebuah ideologi di mana anak-anaknya ngga boleh ada emosi tertentu.

Langsung aja (soalnya ini cuma mendadak uneg-uneg wkwk)

 

  • Kata-kata “Bete”.

Ini terjadi saat gue masih di Indo dan pada masa itu kata-kata ‘bete’ adalah kata-kata yang sedang hype-hype-nya. ‘Bete’ atau bahasa lainnya: (yang gue tau adalah) bosen terus (mohon koreksi kalau salah) ini sebenarnya memang ekspresi saat orang lagi kecewa, lagi pengen sesuatu tapi ga kesampean, atau ekspresi perasaan mandek lainnya (lah ga ada kaitannya sama bosen ya? atau energinya sama-sama mbosenin?). Misalnya:

“Doh gua bete nih pacar gue katanya mo nelpon tapi ngga jadi.”

“Doh gua bete nih, katanya mau dijemput tapi ngga jadi.”

“Aaah gue bete banget hari ini kayaknya universe tidak memihak sama gue sama sekali. Rasanya apes melulu.”

dan ungkapan kekecewaan lainnya.

Dan setiap gue berkata ‘bete’ di depan nyokap gue, reaksi nyokap gue biasanya langsung berubah dan langsung membalas dengan, “Bisa ngga sih ngga ngomong-ngomong ‘bete’? Mami sebel banget deh dengernya kayak orang pasrahan banget.”

Jadi sebenernya nyokap gue ini ngga paham aja arti bete sebenernya… yang ditangkep itu kata-kata ‘bete’ kayaknya haram aja disebut, rasanya orang ngga boleh kecewa.

 

  • Kata “Stress”

Ini sebuah kata yang bisa bikin nyokap gue semakin maramara dan biasanya udah di tahap nyuruh beribadah. Kalimat ‘stress’ itu bagaikan kryptonite nyokap gue kalau salah satu dari anaknya ngga sengaja ngucap kata ini kalau emang lagi… stress.

“Kamu tuh jadi orang jangan stress-stress. Ibadah lah kamu minta sama yang di Atas buat hilangkan rasa stressnya.”

“Mami ngga suka deh kamu itu ngeluh stress-stress segala. Apasih yang dibikin stress? Kenapa sih selalu dibawa stress? Kamu buka kitab suci, kamu gelar lah sajadah, dzikir, minta sama Tuhan buat jalan keluarnya.”

“Kamu stress hidup di Jepang? Yaudah pulang aja biar ngga stress.”

(kemudian mengingat hiruk-pikuk di negeri sendiri melalui platform twitter sebagai informasi terbaru tentang berita-berita dari yang nyeleneh sampe serius, tp kondisi negara juga rasanya ngga beda jauh bikin gue semakin stress dan pusing, jadi mohon maaf nih:

Iya. Gak dulu makasy.) Lagian daripada gua nyuruh balik ke Indo yang juga ngga memberikan gue solusi lainnya selain masuk kandang singa lagi di rumah yang ngga nyaman (dan juga lingkungannya), kenapa ngga bantu gue meminimalisir rasa stress itu dengan ngirim duit 50 juta misalnya, atau minimal Indomie Kriting Spesial sekardus?

Niscaya rasa stress gue hilang ketimbang harus balik ke Indo karena urang ga sangghoooop buat hidup di Jakarta tbh. Lebih keras hidup di Jakarta gue rasa daripada di Jepang. Heeelp.

Jadi tulunglah bu-ibu, kalo anaknya stress jangan cuma disuruh ibadah doang… coba setidaknya dikasih makanan kesukaan, biasanya suka ilang dikit rasa stressnya. Cobain deh. Not harming at all.

 

  • Merasa depresi

Ini juga salah satu kryptonite nyokap gue yang paling tabu untuk dikatakan.

Bahwa rasa depresi itu = kurang iman. Lebih berat itungannya daripada merasa stress. Jadi menurut nyokap, level depresi adalah di mana seseorang sudah kehilangan imannya dan dianggap sebagai domba tersesat yang butuh dirukiyah kembali.

Kalau ga sengaja mengucap “Duh aku depresi deh…”, siap-siap dihujani ceramah bahwa hidup itu ngga boleh dibawa depresi dan stress, rasanya kurang komunikasi dengan Tuhan, dan harus segera dirukiyah agar kembali menjadi manusia yang secara rohani sehat dan bugar tanpa ada rasa depresi.

 

As a person who suffering from BPD, Panic Attack, Eating Disorder, dan PMDD…

…kayaknya gue udah otomatis dicoret dari KK sebagai contoh anak teladan, budiman, dan beriman.

 

Kurang lebih segitu aja sih. Mungkin bakal diupdate kalo-kalo ada salah kata terus diceramahin lagi. Eheheheeheheheehehe…

 

If you find your loved once suffering from mental health issues, ayo ditolong ya. Disupport jangan diabaikan. Langsung hubungi instansi terkait agar bisa dapat pertolongan dan membantu penderita dengan segera. Karena your mental health is matter. We tried our best tp tetap, it’s different if it’s coming to mental health issues.

 

Stay healthy and cool ya. Love you guys.

Still fighting my Demon. I’m sorry.

It’s been ageeees… and I’m still overwhelmed with my own mind and self. I guess since 2019-ish, I am in a meltdown, dealing with this mental demon, and have been in my worst times ever. Recently the meltdown already gone, but the pain is still there and it’s still exhausting as well. Don’t know how to explain this but I still feel a ‘little hell’ still going on. My apologize to all of you.

 

And seriously I need to write happy things on my blog more often. (This is why I pay the siteeeeee aaa)

Heeeeey I'm okay now, maybe. Cr. Google Image.

Want to read more?